“PENDIDIKAN DAN
PEMBANGUNAN”
MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata KuliahIlmu Pendidikan
Dosen Pembibing :
H.M.Burhanuddin Ubaidillah,Lc,M.Ag
Disusun Oleh :
Kelompok 1
MAHFUD KHOZIN ZOHARI
RAHMAD NUR WAKHID
SUKRUL ABIDIN
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM “ MIFTAHUL ‘ULA ”
( STAIM )
NGLAWAK KERTOSONO NGANJUK
MARET, 2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Dalam hubungan pendidikan dengan pembangunan jika dilihat dari garis sebuah
proses , maka keduanya merupakan suatu garis yang terletak bersambung yang
saling mengisi. Proses pendidikan pada suatu garis menempatkan manusia sebagai
titik awal, karena pendidikan mempunyai tugas untuk menghasilkan SDM yang berkulitas untuk pembangunan yang dapat memenuhi hajat hidup
masyarakat luas serta mengangkat martabat manusia sebagai makhluk. Bahwa hasil
pendidikan menunjang pembangunan, juga dapat dilihat dari korelasinya dengan
peningkatan kondisi sosial ekonomi peserta didik yang mengalami pendidikan.
Pendidikan berada pada posisi
yang paling sentral karena di dalam pendidikan arahnya adalah kualitas dari SDM
dari SDM yang baik akan tercipta pembangunan yang berorientasi pada hajat hidup
manusia. Oleh karena itu dalam makalah ini akan dibahas mengenai
2.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana esensi pendidikandan pembangunan
serta titik temunya?
2.
Bagaimanasumbangan pendidikan pada pembangunan?
3.
Bagaimana pembangunan yang relevan dengan
pembangunan?
3.
Tujuan Pembahasan
1.
Mengetahui esensi pendidikan danpembangunan
serta titik temunya.
2.
Mengetahui sumbangan pendidikan pada
pembangunan.
3.
Mengetahui.pembangunan
yang relevan dengan pembangunan.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Pembangunan
Menurut
paham umum kata “pembangunan”lazimnya diasosiasikan dengan pembangunan ekonomi
dan industri yang selanjutnya diasosiasikan dengan dibangunnya pabrik-pabrik,
jalanan, jembatan sampai kepada pelabuhan, alat-alat transportasi, komunikasi,
dan sejenisnya.Seperti yang dinyatakan dalam GBHN, hakikat pembangunan nasional
adalah pembangunan manusia Indonesia. Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa
yang menjadi tujuan akhir pembangunan adalah manusianya, yaitu dapatnya
dipenuhi hajat hidup, jasmaniah dan rohaniah, sebagai makhluk individu, makhluk
sosial, dan makhluk religius, agar dengan demikian dapat meningkatkan
martabatnya selaku makhluk.
Jika
pembangunan bertolak dari sifat hakikat manusia, berorientasi kepada pemenuhan
hajat hidup manusia sesuai dengan kodratinya sebagai manusia maka dalam ruang
gerak pembangunan, manusia dapat dipandang sebagai “objek” dan sekaligus juga
sebagai “subjek” pembangunan.
Sebagai
objek pembangunan manusia dipandang sebagai sasaran yang dibangun. Dalam hal
ini pembangunan meliputi ikhtisar ke dalam diri manusia, berupa pembinaan
pertumbuhan jasmani, dan perkembangan rohani yang meliputi kemampuan penalaran,
sikap diri, sikap sosial, dan sikap terhadap lingkungannya, tekad hidup yang
positif serta keterampilan kerja.
Manusia
sebagai sasaran pembangunan wujudnya diubah dari keadaan yang masih bersifat
“potensial” ke keadaan “aktual”.
Potensi-potensi
kebaikan yang perlu dikembangkan aktualisasinya seperti kemampuan berusaha,
berkreasi, kesediaan menerima kenyataan, berpendrian, rasa bebas yang
bertanggung jawab, kejujuran, toleransi, rendah hati, tenggang rasa, kemampuan
bekerjasama, menerima, melaksanakan kewajiban sebagai keniscayaan, menghormati
hak orang lain dan seterusnya.
Manusia
dipandang sebagai “subjek” pembangunan karena ia dengan segenap kemampuannya
menggarap lingkungannya secara dinamis dan kreatif, baik terhadap sarana
lingkungan alam maupun lingkungan sosial/ spiritual.
Uraian
di atas menunjukkan “status” pendidikan dan pembangunan masing-masing dalam
esensi pembangunan serta antar keduanya.
1.
Pendidikan merupakan usaha dalam diri manusia sedangkan
pembangunan merupakan usaha ke luar dari diri manusia.
2.
Pendidikan menghasilkan sumber daya tenaga yang menunjang
pembangunan dan hasil pembangunan dapat menunjang pendidikan (pembinaan,
penyediaan sarana, dan seterusnya).
2.
Sumbangan Pendidikan pada
Pembangunan
Sumbangan pendidikan terhadap
pembangunan dapat dilihat pada beberapa segi:
a)
Segi sasaran
b)
Segi lingkungan
c)
Segi jenjang pendidikan
d) Segi pembidangan kerja atau sektor
kehidupan
a)
Segi Sasaran Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar yang
ditujukan kepada peserta didik agar menjadi manusia yang berkepribadian kuat
dan utuh serta bermoral tinggi.
b)
Segi Lingkungan Pendidikan
Terdiri dari :
1.
Lingkungan Keluarga
2.
Di dalam lingkungan keluarga anak dilatih berbagai kebiasaan
yang baik (habit formation) tentang hal-hal yang berhubungan dengan kecekatan,
kesopanan, dan moral.
3.
Lingkungan SekolahDi lingkungan sekolah (pendidikan formal),
peserta didik dibimbing, untuk memperluas bekal yang telah diperoleh dari
lingkungan kerja keluarganya berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
4.
Lingkungan Masyarakat. Di lingkungan masyarakat (pendidikan
non formal), peserta didik memperoleh bekal praktis untuk berbagai jenis
pekerjaan.
c)
Segi Jenjang Pendidikan
Pendidikan dasar
merupakan basic education yang memberikan bekal dasar bagi pendidikan menengah
dan pendidikan tinggi. Artinya pendidikan tinggi berkualitas, jika pendidikan
menengahnya berkualitas, dan pendidikan menengah berkualitas, jika pendidikan
dasarnya berkualitas.
d)
Segi Pembidangan
Kerja atau Sektor Kehidupan
Pembidangan
kerja menurut sektor kehidupan meliputi antara lain : bidang ekonomi, hukum,
sosial politik, keuangan, perhubungan, dan komunikasi, pertanian, pertambangan,
pertahanan, dan lain-lain.
3.
Pendidikan yang
relevan dengan pembangunan
Perencanaan
pendidikan menurut para filosof harus selalu ada relevansinya dengan
pembangunan nasional. Kesenjangan yang terjadi dewasa ini berupa menumpuknya
calon tenaga kerja sebagai produk pendidikan yang “tidak layak pakai”
disinyalir sebagai akibat dari kelemahan sisi perencanaan pendidikan tersebut.
Kenyataan tersebut tidak saja berakibat kurang lajunya pembangunan, tetapi yang
lebih ironis lagi, akan menjadi bumerang bagi pendidikan itu sendiri.
Pendidikan dituding sebagai pihak yang bersalah dalam hal ini.
Bertolak
dari kenyataan tersebut, maka pendapat Crepley (1973) tentang alternatif
pendekatan dalam perencanaan pendidikan tampaknya patut dipertimbangkan. Ketiga
pendekatan tersebut adalah sebagai berikut: (1) social demand approach, (2)
needs for national approach, yang meliputi; (a) man power needs approach, dan
(b) economic return approach; dan (3) employment approach.Dari ketiga
pendekatan perencanaan pendidikan tersebut, tampaknya social demand approach
yang paling banyak digunakan. Pertimbangan yang paling penting bagi proses
perencanaan pendidikan adalah seberapa banyak sebenarnya pendidikan itu diperlukan
oleh anggota masyarakat. Pandangan yang mendasar dari pendekatan ini adalah
bahwa pendidikan merupakan hak manusia secara universal, sebagaimana tercantum dalam
pasal 31 UUD 1945.
Melalui
pendidikan, manusia dipersiapkan untuk menjadi anggota masyarakat yang
“berterima” di masyarakatnya. Walau terkadang proses pendidikan itu terkesan
tidak “berorientasi pasar”, atau kurang memperhatikan relevansinya dengan tuntutan
masyarakat yang akan ditujunya.
Pendekatan
yang disebut dengan needs for national development, orientasinya menekankan
bahwa pendidikan harus menghasilkan pengetahuan, keterampilan, dan keahlian
yang benar-benar relevan dengan kebutuhan pembangunan nasional dalam berbagai
bidang.
BAB III
KESIMPULAN
1.
Pengertian Pembangunan
Menurut
paham umum kata “pembangunan”lazimnya diasosiasikan dengan pembangunan ekonomi
dan industri yang selanjutnya diasosiasikan dengan dibangunnya pabrik-pabrik,
jalanan, jembatan sampai kepada pelabuhan, alat-alat transportasi, komunikasi,
dan sejenisnya.Seperti yang dinyatakan dalam GBHN, hakikat pembangunan nasional
adalah pembangunan manusia Indonesia. Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa
yang menjadi tujuan akhir pembangunan adalah manusianya, yaitu dapatnya
dipenuhi hajat hidup, jasmaniah dan rohaniah, sebagai makhluk individu, makhluk
sosial, dan makhluk religius, agar dengan demikian dapat meningkatkan
martabatnya selaku makhluk.
Uraian
di atas menunjukkan “status” pendidikan dan pembangunan masing-masing dalam
esensi pembangunan serta antar keduanya.
1.
Pendidikan merupakan usaha dalam diri manusia sedangkan
pembangunan merupakan usaha ke luar dari diri manusia.
2.
Pendidikan menghasilkan sumber daya tenaga yang menunjang
pembangunan dan hasil pembangunan dapat menunjang pendidikan (pembinaan,
penyediaan sarana, dan seterusnya).
2.
Sumbangan
Pendidikan pada Pembangunan
Sumbangan pendidikan terhadap
pembangunan dapat dilihat pada beberapa segi:
1.
Segi sasaran 2. Segi lingkungan 3.Segi jenjang pendidikan 4.Segi
pembidangan kerja atau sektor kehidupan
3.
Pendidikan yang relevan
dengan pembangunan
Manusia
dipersiapkan untuk menjadi anggota masyarakat yang “berterima” di
masyarakatnya. Walau terkadang proses pendidikan itu terkesan tidak
“berorientasi pasar”, atau kurang memperhatikan relevansinya dengan tuntutan
masyarakat yang akan ditujunya.
Pendekatan
yang disebut dengan needs for national development, orientasinya menekankan
bahwa pendidikan harus menghasilkan pengetahuan, keterampilan, dan keahlian
yang benar-benar relevan dengan kebutuhan pembangunan nasional dalam berbagai
bidang.