MUNADA (SERUAN)
MAKALAH
Disusun guna memenuhi tugas dari
Mata Kuliah “BMK(Belajar Membaca Kitab)”
Dosen Pembimbing:
Moh.Zuhal Ma’ruf, M.Pd.I.
Disusun Oleh:
MAHFUD KHOZIN ZOHARI
FITROTUN
NI’AMAH
FAKULTAS TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
“MIFTAHUL ‘ULA”
NGLAWAK KERTOSONO NGANJUK
2010/2011
BAB
I
PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang
Dalam
memahami ilmu nahwu tidak pernah lepas dari namanya Munada yang dimana Munada
memiliki fungsi untuk menyerukan/memanggil seseorang (yang biasa dikenal
dengan istilah “huruf-huruf nida”).
Oleh karena itu, salah satu hal yang mendasari dilakukannya pembahasan
ini adalah untuk mengetahui
lebih mengetahui
Munada dan menjelaskan mengenai mcam- macamnya Munada: munada yang berbentuk mufrad 'alam, munada yang bersifat nakirah maqshudah, munada
yang bersifat nakirah ghair maqshudah, munada yang berbentuk mudhaf, dan munada
yang diserupakan dengan mudhaf.
2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang
tersebut penulis memiliki rumusan masalah
sebagai berikut:
1.
Bagaimanakah munada
yang berbentuk mufrad 'alam?
2.
Bagaimanakah munada
yang bersifat nakirah maqshudah ?
3.
Bagaimanakah munada
yang bersifat nakirah ghair maqshudah ?
4.
Bagaimanakah munada
yang berbentuk mudhaf ?
5.
Bagaimanakah munada
yang diserupakan dengan mudhaf ?
3.
Tujuan Pembahasan
Dari
Rumusan masalah tersebut penulis memiliki tujuan pembahasan
sebagai
berikut:
1.
Untuk mengetahui munada yang berbentuk mufrad 'alam.
2.
Untuk mengetahui munada yang bersifat nakirah maqshudah.
3.
Untuk mengetahui munada yang bersifat nakirah ghair maqshudah.
4.
Untuk mengetahui munada yang berbentuk mudhaf.
5.
Untuk mengetahui munada yang diserupakan dengan mudhaf.
BAB II
PEMBAHASAN
Munada (seruan)
Munada itu ada lima
macam, yaitu: (1) munada yang berbentuk mufrad 'alam (2) munada yang bersifat
nakirah maqshudah; (3) munada yang bersifat nakirah ghair maqshudah; (4) munada
yang berbentuk mudhaf; dan (5) munada yang diserupakan dengan mudhaf.
1.
Munada yang berbentuk mufrad 'alam adalah:
Lafazh yang bukan
berbentuk mudhaf dan tidak diserupakan dengan mudhaf.
Contoh:
= hai Zaid!;
= hai 'Umar;
= hai Ahmad!
= hai 'Umar;
= hai Ahmad!
2.
Munada yang bersifat nakirah maqshudah (nakirah yang ditentukan), contoh:
= hai laki-laki! (menyeru seseorang yang tidak diketahui namanya).
= hai laki-laki! (menyeru seseorang yang tidak diketahui namanya).
3.
Munada yang bersifat
nakirah ghair maqshudah (yang tidak ditentukan maksudnya), contohnya
seperti perkataan seorang tunanetra: = hai laki-laki!
bimbinglah tanganku ini.
4.
Munada yang berbentuk mudhaf, yaitu munada dengan lafazh yang
di-idhafat-kan, contoh: = hai Abdullah!
5.
Munada yang diserupakan dengan mudhaf, contoh: = hai orang yang
mendaki gunung!
I'rab munada adalah sebagai berikut:
Adapun i'rab munada yang berbentuk
mufrad 'alam dan yang bersifat nakirah maqshudah, maka kedua-duanya
di-mabni-kan atas harakat dhammah tanpa memakai tanwin, contoh: (hai Zaid! -mufrad
'alam atau nama orang), (hai laki-Iaki
-nakirah maqshudah).
Yang tiga macam lagi (yaitu: munada yang bersifat nakirah ghair maqshudah, yang berbentuk mudhaf
dan yang diserupakan dengan mudhaf), maka harus di-nashab-kan, lain tidak.
Contoh munada yang bersifat nakirah ghair maqshudah
adalah:
= hai laki-laki!
Bimbinglah tanganku ini.
Contoh munada yang berupa mudhaf adalah:
= hai Abdullah!
Contoh munada yang diserupakan dengan mudhaf adalah:
= hai orang yang
mendaki gunung!
Kata nazhim:
Ada lima lafazh yang sering
dipergunakan sebagai seruan, yaitu: mufrad 'alam dan mufrad yang bersifat
nakirah maqshudah.
Mufrad nakirah ghair maqshud, demikian
pula mudhaf dan yang diserupakan dengan mudhaf.
Adapun yang pertama (munada yang
berbentuk mufrad 'alam dan munada yang bersifat nakirah maqshudah),
kedua-duanya harus di-mabni-kan semua, seperti halnya dalam keadaan marfu' yang
telah diketahui.
Tanpa tanwin secara mutlak, dan pada
tiga macam sisanya di-nashab-kan.