Rabu, 27 Juni 2012

makalah munada


MUNADA (SERUAN)

MAKALAH

Disusun guna memenuhi tugas dari
Mata Kuliah “BMK(Belajar Membaca Kitab)”
                                                                               
Dosen Pembimbing:
Moh.Zuhal Ma’ruf, M.Pd.I.


STAIM














Disusun Oleh:
MAHFUD KHOZIN ZOHARI
FITROTUN NI’AMAH


FAKULTAS TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
“MIFTAHUL ‘ULA”
NGLAWAK KERTOSONO NGANJUK
2010/2011








BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar  Belakang
Dalam memahami ilmu nahwu tidak pernah lepas dari namanya Munada yang dimana Munada memiliki fungsi untuk menyerukan/memanggil seseorang (yang biasa dikenal dengan istilah “huruf-huruf nida”).
Oleh karena itu, salah satu hal yang mendasari dilakukannya pembahasan ini adalah untuk mengetahui lebih mengetahui Munada dan menjelaskan mengenai mcam- macamnya Munada: munada yang berbentuk mufrad 'alam,  munada yang bersifat nakirah maqshudah, munada yang bersifat nakirah ghair maqshudah, munada yang berbentuk mudhaf, dan munada yang diserupakan dengan mudhaf.
2.      Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut penulis memiliki rumusan masalah sebagai berikut:
1.      Bagaimanakah munada yang berbentuk mufrad 'alam?
2.      Bagaimanakah munada yang bersifat nakirah maqshudah ?
3.      Bagaimanakah munada yang bersifat nakirah ghair maqshudah ?
4.      Bagaimanakah munada yang berbentuk mudhaf ?
5.      Bagaimanakah munada yang diserupakan dengan mudhaf ?
3.      Tujuan Pembahasan
Dari Rumusan masalah tersebut penulis memiliki tujuan pembahasan
sebagai berikut:

1.       Untuk mengetahui  munada yang berbentuk mufrad 'alam.
2.      Untuk mengetahui  munada yang bersifat nakirah maqshudah.
3.      Untuk mengetahui  munada yang bersifat nakirah ghair maqshudah.
4.      Untuk mengetahui  munada yang berbentuk mudhaf.
5.      Untuk mengetahui  munada yang diserupakan dengan mudhaf.





BAB II
PEMBAHASAN

Munada (seruan)
Munada itu ada lima macam, yaitu: (1) munada yang berbentuk mufrad 'alam (2) munada yang bersifat nakirah maqshudah; (3) munada yang bersifat nakirah ghair maqshudah; (4) munada yang berbentuk mudhaf; dan (5) munada yang diserupakan dengan mudhaf.
1.      Munada yang berbentuk mufrad 'alam adalah:
Lafazh yang bukan berbentuk mudhaf dan tidak diserupakan dengan mudhaf.
Contoh:
= hai Zaid!;
= hai 'Umar;
= hai Ahmad!
2.      Munada yang bersifat nakirah maqshudah (nakirah yang ditentukan), contoh:
= hai laki-laki! (menyeru seseorang yang tidak diketahui namanya).
3.      Munada yang bersifat nakirah ghair maqshudah (yang tidak ditentukan maksudnya), contohnya seperti perkataan seorang tunanetra: = hai laki-laki! bimbinglah tanganku ini.
4.      Munada yang berbentuk mudhaf, yaitu munada dengan lafazh yang di-idhafat-kan, contoh: = hai Abdullah!
5.      Munada yang diserupakan dengan mudhaf, contoh: = hai orang yang mendaki gunung!
I'rab munada adalah sebagai berikut:
Adapun i'rab munada yang berbentuk mufrad 'alam dan yang bersifat nakirah maqshudah, maka kedua-duanya di-mabni-kan atas harakat dhammah tanpa memakai tanwin, contoh: (hai Zaid! -mufrad 'alam atau nama orang), (hai laki-Iaki -nakirah maqshudah).
Yang tiga macam lagi (yaitu: munada yang bersifat nakirah ghair maqshudah, yang berbentuk mudhaf dan yang diserupakan dengan mudhaf), maka harus di-nashab-kan, lain tidak.
Contoh munada yang bersifat nakirah ghair maqshudah adalah:
= hai laki-laki! Bimbinglah tanganku ini.
Contoh munada yang berupa mudhaf adalah:
= hai Abdullah!
Contoh munada yang diserupakan dengan mudhaf adalah:
= hai orang yang mendaki gunung!
Kata nazhim:
Ada lima lafazh yang sering dipergunakan sebagai seruan, yaitu: mufrad 'alam dan mufrad yang bersifat nakirah maqshudah.
Mufrad nakirah ghair maqshud, demikian pula mudhaf dan yang diserupakan dengan mudhaf.
Adapun yang pertama (munada yang berbentuk mufrad 'alam dan munada yang bersifat nakirah maqshudah), kedua-duanya harus di-mabni-kan semua, seperti halnya dalam keadaan marfu' yang telah diketahui.
Tanpa tanwin secara mutlak, dan pada tiga macam sisanya di-nashab-kan.