Kamis, 05 Juli 2012

MakalahPendidikan dan pembangunan


“PENDIDIKAN DAN PEMBANGUNAN
MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata KuliahIlmu Pendidikan
Dosen Pembibing :

H.M.Burhanuddin Ubaidillah,Lc,M.Ag










Disusun Oleh :
Kelompok 1
MAHFUD KHOZIN ZOHARI
RAHMAD NUR WAKHID
SUKRUL ABIDIN



SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM “ MIFTAHUL ‘ULA ”
( STAIM )
NGLAWAK KERTOSONO NGANJUK
MARET,  2012

BAB I
PENDAHULUAN
1.        Latar Belakang
                 Dalam hubungan pendidikan dengan pembangunan jika dilihat dari garis sebuah proses , maka keduanya merupakan suatu garis yang terletak bersambung yang saling mengisi. Proses pendidikan pada suatu garis menempatkan manusia sebagai titik awal, karena pendidikan mempunyai tugas untuk menghasilkan SDM  yang berkulitas untuk  pembangunan yang dapat memenuhi hajat hidup masyarakat luas serta mengangkat martabat manusia sebagai makhluk. Bahwa hasil pendidikan menunjang pembangunan, juga dapat dilihat dari korelasinya dengan peningkatan kondisi sosial ekonomi peserta didik yang mengalami pendidikan.
                 Pendidikan berada pada posisi yang paling sentral karena di dalam pendidikan arahnya adalah kualitas dari SDM dari SDM yang baik akan tercipta pembangunan yang berorientasi pada hajat hidup manusia. Oleh karena itu dalam makalah ini akan dibahas mengenai

2.        Rumusan Masalah
1.      Bagaimana esensi pendidikandan pembangunan serta titik temunya?
2.      Bagaimanasumbangan pendidikan pada pembangunan?
3.      Bagaimana pembangunan yang relevan dengan pembangunan?

3.        Tujuan Pembahasan
1.    Mengetahui esensi pendidikan danpembangunan serta titik temunya.
2.    Mengetahui sumbangan pendidikan pada pembangunan.
3.    Mengetahui.pembangunan yang relevan dengan pembangunan.
BAB II
PEMBAHASAN
1.      Pengertian Pembangunan
Menurut paham umum kata “pembangunan”lazimnya diasosiasikan dengan pembangunan ekonomi dan industri yang selanjutnya diasosiasikan dengan dibangunnya pabrik-pabrik, jalanan, jembatan sampai kepada pelabuhan, alat-alat transportasi, komunikasi, dan sejenisnya.Seperti yang dinyatakan dalam GBHN, hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia. Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa yang menjadi tujuan akhir pembangunan adalah manusianya, yaitu dapatnya dipenuhi hajat hidup, jasmaniah dan rohaniah, sebagai makhluk individu, makhluk sosial, dan makhluk religius, agar dengan demikian dapat meningkatkan martabatnya selaku makhluk.
Jika pembangunan bertolak dari sifat hakikat manusia, berorientasi kepada pemenuhan hajat hidup manusia sesuai dengan kodratinya sebagai manusia maka dalam ruang gerak pembangunan, manusia dapat dipandang sebagai “objek” dan sekaligus juga sebagai “subjek” pembangunan.
Sebagai objek pembangunan manusia dipandang sebagai sasaran yang dibangun. Dalam hal ini pembangunan meliputi ikhtisar ke dalam diri manusia, berupa pembinaan pertumbuhan jasmani, dan perkembangan rohani yang meliputi kemampuan penalaran, sikap diri, sikap sosial, dan sikap terhadap lingkungannya, tekad hidup yang positif serta keterampilan kerja.
Manusia sebagai sasaran pembangunan wujudnya diubah dari keadaan yang masih bersifat “potensial” ke keadaan “aktual”.
Potensi-potensi kebaikan yang perlu dikembangkan aktualisasinya seperti kemampuan berusaha, berkreasi, kesediaan menerima kenyataan, berpendrian, rasa bebas yang bertanggung jawab, kejujuran, toleransi, rendah hati, tenggang rasa, kemampuan bekerjasama, menerima, melaksanakan kewajiban sebagai keniscayaan, menghormati hak orang lain dan seterusnya.
Manusia dipandang sebagai “subjek” pembangunan karena ia dengan segenap kemampuannya menggarap lingkungannya secara dinamis dan kreatif, baik terhadap sarana lingkungan alam maupun lingkungan sosial/ spiritual.
Uraian di atas menunjukkan “status” pendidikan dan pembangunan masing-masing dalam esensi pembangunan serta antar keduanya.
1.      Pendidikan merupakan usaha dalam diri manusia sedangkan pembangunan merupakan usaha ke luar dari diri manusia.
2.      Pendidikan menghasilkan sumber daya tenaga yang menunjang pembangunan dan hasil pembangunan dapat menunjang pendidikan (pembinaan, penyediaan sarana, dan seterusnya).
2.      Sumbangan Pendidikan pada Pembangunan
Sumbangan pendidikan terhadap pembangunan dapat dilihat pada beberapa segi:
a)      Segi sasaran
b)     Segi lingkungan
c)      Segi jenjang pendidikan
d)     Segi pembidangan kerja atau sektor kehidupan

a)      Segi Sasaran Pendidikan
           Pendidikan adalah usaha sadar yang ditujukan kepada peserta didik agar menjadi manusia yang berkepribadian kuat dan utuh serta bermoral tinggi.
b)     Segi Lingkungan Pendidikan
      Terdiri dari :
1.      Lingkungan Keluarga
2.      Di dalam lingkungan keluarga anak dilatih berbagai kebiasaan yang baik (habit formation) tentang hal-hal yang berhubungan dengan kecekatan, kesopanan, dan moral.
3.      Lingkungan SekolahDi lingkungan sekolah (pendidikan formal), peserta didik dibimbing, untuk memperluas bekal yang telah diperoleh dari lingkungan kerja keluarganya berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
4.      Lingkungan Masyarakat. Di lingkungan masyarakat (pendidikan non formal), peserta didik memperoleh bekal praktis untuk berbagai jenis pekerjaan.
c)      Segi Jenjang Pendidikan
                       Pendidikan dasar merupakan basic education yang memberikan bekal dasar bagi pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Artinya pendidikan tinggi berkualitas, jika pendidikan menengahnya berkualitas, dan pendidikan menengah berkualitas, jika pendidikan dasarnya berkualitas.


d)     Segi Pembidangan Kerja atau Sektor Kehidupan
                       Pembidangan kerja menurut sektor kehidupan meliputi antara lain : bidang ekonomi, hukum, sosial politik, keuangan, perhubungan, dan komunikasi, pertanian, pertambangan, pertahanan, dan lain-lain.
3.      Pendidikan yang relevan dengan pembangunan
Perencanaan pendidikan menurut para filosof harus selalu ada relevansinya dengan pembangunan nasional. Kesenjangan yang terjadi dewasa ini berupa menumpuknya calon tenaga kerja sebagai produk pendidikan yang “tidak layak pakai” disinyalir sebagai akibat dari kelemahan sisi perencanaan pendidikan tersebut. Kenyataan tersebut tidak saja berakibat kurang lajunya pembangunan, tetapi yang lebih ironis lagi, akan menjadi bumerang bagi pendidikan itu sendiri. Pendidikan dituding sebagai pihak yang bersalah dalam hal ini.
Bertolak dari kenyataan tersebut, maka pendapat Crepley (1973) tentang alternatif pendekatan dalam perencanaan pendidikan tampaknya patut dipertimbangkan. Ketiga pendekatan tersebut adalah sebagai berikut: (1) social demand approach, (2) needs for national approach, yang meliputi; (a) man power needs approach, dan (b) economic return approach; dan (3) employment approach.Dari ketiga pendekatan perencanaan pendidikan tersebut, tampaknya social demand approach yang paling banyak digunakan. Pertimbangan yang paling penting bagi proses perencanaan pendidikan adalah seberapa banyak sebenarnya pendidikan itu diperlukan oleh anggota masyarakat. Pandangan yang mendasar dari pendekatan ini adalah bahwa pendidikan merupakan hak manusia secara universal, sebagaimana tercantum dalam pasal 31 UUD 1945.
Melalui pendidikan, manusia dipersiapkan untuk menjadi anggota masyarakat yang “berterima” di masyarakatnya. Walau terkadang proses pendidikan itu terkesan tidak “berorientasi pasar”, atau kurang memperhatikan relevansinya dengan tuntutan masyarakat yang akan ditujunya.
Pendekatan yang disebut dengan needs for national development, orientasinya menekankan bahwa pendidikan harus menghasilkan pengetahuan, keterampilan, dan keahlian yang benar-benar relevan dengan kebutuhan pembangunan nasional dalam berbagai bidang.



BAB III
KESIMPULAN
1.      Pengertian Pembangunan
Menurut paham umum kata “pembangunan”lazimnya diasosiasikan dengan pembangunan ekonomi dan industri yang selanjutnya diasosiasikan dengan dibangunnya pabrik-pabrik, jalanan, jembatan sampai kepada pelabuhan, alat-alat transportasi, komunikasi, dan sejenisnya.Seperti yang dinyatakan dalam GBHN, hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia. Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa yang menjadi tujuan akhir pembangunan adalah manusianya, yaitu dapatnya dipenuhi hajat hidup, jasmaniah dan rohaniah, sebagai makhluk individu, makhluk sosial, dan makhluk religius, agar dengan demikian dapat meningkatkan martabatnya selaku makhluk.
Uraian di atas menunjukkan “status” pendidikan dan pembangunan masing-masing dalam esensi pembangunan serta antar keduanya.
1.      Pendidikan merupakan usaha dalam diri manusia sedangkan pembangunan merupakan usaha ke luar dari diri manusia.
2.      Pendidikan menghasilkan sumber daya tenaga yang menunjang pembangunan dan hasil pembangunan dapat menunjang pendidikan (pembinaan, penyediaan sarana, dan seterusnya).
2.           Sumbangan Pendidikan pada Pembangunan
Sumbangan pendidikan terhadap pembangunan dapat dilihat pada beberapa segi:
1.      Segi sasaran 2. Segi lingkungan 3.Segi jenjang pendidikan 4.Segi pembidangan kerja atau sektor kehidupan
3.           Pendidikan yang relevan dengan pembangunan
Manusia dipersiapkan untuk menjadi anggota masyarakat yang “berterima” di masyarakatnya. Walau terkadang proses pendidikan itu terkesan tidak “berorientasi pasar”, atau kurang memperhatikan relevansinya dengan tuntutan masyarakat yang akan ditujunya.
Pendekatan yang disebut dengan needs for national development, orientasinya menekankan bahwa pendidikan harus menghasilkan pengetahuan, keterampilan, dan keahlian yang benar-benar relevan dengan kebutuhan pembangunan nasional dalam berbagai bidang.

2 komentar:

  1. sepertinya saya kenal dgn dosen pembimbing agan tersebut, H.M.Burhanuddin Ubaidillah,Lc,M.Ag pemilik ponpes Modern Al-Basyri Nganjuk bukan ya?

    BalasHapus
  2. za mbak btul,,, anda Pernah saudara dengan H.M.Burhanuddin Ubaidillah,Lc,M.Ag??

    BalasHapus